Sebuah Awal
Pertemuan itu sakti, merubah setiap orang menjadi orang yang berbeda, begitu juga terjadi padaku, sejak sore itu, mata ku semakin bersinar, ceria, Hari ku selalu ramai. hidup ku penuh semangat menjalanin hari, terutama ketika hari dimana aku harus pergi sekolah. Tapi tidak selama yang bisa aku kira untuk menjaga semua perasaan ini.
"ka, aku mau curhat"
"ka putra nembak aku masa"
BOOOMMM
Meledak rasanya hati ini, gemetar, mood ku berubah seketika. serba salah rasanya ketika itu. aku sadar aku telah jatuh hati padanya. tapi terlambat sepertinya..... aku tidak sendiri, jatuh hati padanya itu wajar pada siapa saja. tapi aneh rasanya. sepertinya aku tak pernah bisa merasakan hari hari itu lagi. tersenyum sendiri ketika berpapasan dengan mu dilorong sekolah. melihat dirimu dari kejauhan. akan jadi hal yang biasa saja sepertinya. aku terlambat.... aku patah hati
"cara nolak yang baik biar dia ga marah gimana ya ka?"
Senyum ku kembali seketika, seperti hujan yang lebat telah hilang mendatangkan pelangi. entah kenapa aku menarik nafas panjang, merasakan sebuah kelegaan yang luar biasa, aku beruntung kali ini aku beruntung, aku tak mau terlambat kali ini, make a move
"kali ini kakak dong yang curhat"
"curhat apa ka?"
"Kayanya kakak suka sama orang deh"
"siapa? Ka Amel??
"bukan"
"Kirain ka Amel, kakak kan deket sama ka Amel"
"ada deh, kamu kenal sih kayanya"
"siapa sih? jadi penasaran"
"cek Chat facebook kamu deh, kaka kasih link profile facebooknya"
Iya link yang ku kasih adalah link profile dirinya. aku tau ketika membukanya dia akan tersenyum malu. iyah aku tau, ya sekedar tau saja. atau mungkin dia akan bingung? bagaimana menolak ku dengan cara yang baik agar aku tidak marah? aaahhhh was was kala itu. Tapi aku yakin, kita merasakan hal yang sama.
"kamu kenal?"
"Kenal banget ini mah"
"tanyain dong sama dia, kira kira dia suka juga ga ya?"
"dia juga suka kok sama kaka, suka banget malah"
Melayang rasanya, aku memang beruntung kali ini,tak tertahan kan, ingin rasanya berteriak, mood ku tiba tiba meningkat, susah rasanya untuk mengontrol emosi ku.
Sore itu kau kembali berbaris dilapangan, ya aku tau kau akan menghadapi sebuah perlombaan baris berbaris di jakarta pusat. aku setia menunggu mu di lantai 2, sambil menikmati awan yang cerah mulai berganti gelap mengakhiri sesi latihan mu. tak lama kita bertemu kembali saling berbicara bahu bertemu bahu pundak bertemu pundak, jalanan kala itu cukup ramai, motor saling memacu kecepatanya untuk menghindari hujan yang akan turun. angin begitu kencang. dingin cukup menusuk tulang, aku hentikan motor ku, ku lepaskan jaket belang hitam putih ku, dan ku kenakan itu pada mu. aku tahu jaket itu cukup tipis tak mampu menghangatan tubuh mu, tapi tak apa, setidaknya kau terhangatkan oleh diriku. ku hentikan kembali sepeda motor ku di depan rumah mu
"Afri, aku suka sama kamu, dan sekarang aku sayang sama kamu"
"Afri, mau ga kamu jadi pacar aku"
Hanya agukan tersipu malu yang aku terima
"iya"
"Iya apa?
" Iya aku mau jadi pacar kamu!!"
"Galak amat pake ngebentak"
"abisan gitu"
"hahahaha. udah aku pulang dulu ya, dah"
"jangan sampe ada yang tahu ya"
Bukan karna aku tak mau ada orang yang tahu akan sebuah hubungan yang aku jalanin, tapi menurutku untuk apa semua orang harus tahu? toh yang menjalanin hubungan ini aku dan kamu. Sebuah prinsip yang entah kenapa sangat melekat pada diriku. setelah mendapat sebuah senyum yang selalu membuat diriku ikut tersenyum aku memasang kembali earphone di telinga ku, memainkan sebuah lagu bahagia kala itu, dan kembali memacu sepeda motor ku
"udah sampai rumah ka?
" kok manggil ka? sayang dong manggilnya hehehe " goda ku kala itu
Hanya emot senyum yang kuterima selanjutnya
0 comments:
Post a Comment